Search

01 September 2019

Perkembangan Ilmu Sosiologi


Sosiologi lahir sejak manusia bertanya tentang masyarakat, terutama tentang perubahannya. Ratusan tahun sebelum Masehi, pertanyaan seperti itu sudah muncul. Namun, sosiologi dalam pengertian sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir belasan abad kemudian.
1.  Abad Awal Masehi
Pada pemikir Yunani kuno, terutama Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran. Kemakmuran maupun krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakkan.
Anggapan tersebut terus dianut semasa Abad Pertengahan (abad ke-5 M sampai akhir abad ke-14 M). Para pemikir seperti Agustinus, Avicenna dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai makhluk yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi pada masyarakatnya. Pertanyaan (mengapa bisa begini atau mengapa bisa begitu) dan pertanggungjawaban ilmiah (buktinya ini atau itu) tentang perubahan masyarkat belum terpikirkan pada masa itu.
2.  Pengaruh Revolusi Amerika
Pada tahun 1776, warga koloni Inggris di Amerika Utara mendeklarasikan kemerdekaan. Mereka mendirikan negara republik dengan pemerintahan yang sama sekali baru untuk saat itu, yakni pemerintahan demokratis. Umumnya, negara masa itu berbentuk kerajaan dengan pemerintahan monarki absolute, dimana raja berkuasa mutlak.
Pemerintahan demokratis merupakan gagasan para pemikir Eropa, seperti John Locke, Rousseau dan Montesquieu. Berhasilnya Revolusi Amerika membuktikan bahwa gagasan kedaulatan rakyat memang dapat dilaksanakan. Keberhasilan ini membangkitkan semangat demokrasi di kalangan rakyat Eropa.
3.  Abad Pertengahan Rintisan Kelahiran Sosiologi
Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahan, pada abad ke-17 M. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Pemikir terkemuka dari abad ini antara lain Galileo Galilei dan Isac Newton. Merekalah penggerak roda kemajuan ilmu pengetahuan modern. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga berdiri ilmiah. Artinya, perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal (rasional). Caranya dengan menggunakan metode ilmiah. Francis Bacon dari Inggris, Rene Decrates dari Prancis dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman merupakan sejumlah pemikir yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati masyarakat. Pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
4.  Pengaruh Revolusi Prancis
Revolusi Prancis menguatkan tersebarnya semangat liberalisme di segala bidang kehidupan, baik ekonomi, politik, dan sosial. Khusus di bidang sosial, semangat liberalisme muncul dalam kesadaran akan hak asasi manusia. Sementara di bidang politik, semangat liberalisme tampak dari diterapkannya hukum atau undang-undang. Akibat kesadaran akan hak asasi yang dijamin hukum, struktur masyarakat lama mengalami perubahan total. Tidak ada lagi pengistimewaan terhadap kalangan tertentu dalam masyarakat. Sebelumnya, rakyat biasa digolongkan sebagai warga kelas tiga dibandingkan kaum rohaniwan dan bangsawan. Sekarang, semua warga diakui sama secara hukum.
5.  Pengaruh Revolusi Industri
Sejak awal abad ke-18 M, mulai dari Inggris, terjadi perubahan besar dalam cara memproduksi yaitu dari tenaga manusia ke tenaga mesin, dari industri rumah tangga ke industri pabrik dan produksi kecil ke produksi massal. Perubahan ini membawa pengaruh pada kehidupan ekonomi, lalu kehidupan masyarakat.