Pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung, dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling dan didalangi oleh Sultan Hamid II. Pemberontakan ini bertujuan untuk mengamankan kepentingan ekonomi Belanda di Indonesia serta mempertahankan bentuk federal, berdirinya negara federal, dan adanya tentara sendiri di setiap negara bagian.
Aksi
pemberontakan yang dilakukan Westerling dan pasukannya diantaranya merebut
tempat-tempat
penting di Bandung, membunuh anggota TNI, dan menduduki markas staf Divisi
Siliwangi. Selain itu menyerang kabinet RIS dan akan membunuh Sultan Hamengku Buwono IX, Sekjen Kementrian Pertahanan
Mr. A. Budiardjo, dan Pejabat Kastaf Angkatan Perang Kol. TB. Simatupang namun semua itu dapat digagalkan.
Upaya
penumpasan pemberontakan APRA diantaranya:
1. Pemerintah
Indonesia melancarkan operasi militer pada tanggal 24 Januari 1950.
2. Di
Jakarta, diadakan perundingan antara Drs. Moh. Hatta dengan Komisaris Tinggi
Belanda. Hasilnya Mayor Engels mendesak Westerling dan pasukan APRA
meninggalkan kota Bandung.
3. Melakukan
penangkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II, namun Westerling berhasil
melarikan diri ke Jakarta. Di Jakarta Westerling
akan membunuh beberapa menteri. Karena akan ditangkap, Westerling melarikan diri dengan menumpang pesawat
Catalina (milik AL Belanda).
4. Dampak
dari gerakan APRA adalah parlemen Negara Pasundan mendesak agar negara tersebut
dibubarkan dan terjadi pada tanggal 27 Januari 1950.
6 comments:
thankkkk youuu so mucchh.. artikel kamu sgt membantuku dlm mengerjakann tugas!!! tq so so so muchhh ok
@hinaTa: Sama-sama... terima kasih sudah berkunjung di blog ini...
Makasihh, artikelnya membantu sekali..
@Fhana-chan 09: terimakasih sudah berkunjung di blog ini
Thank untuk artikel nya🤝
Sungguh ku berterimakasih
Post a Comment