Search

07 July 2021

Kepribadian

a.    Pengertian Kepribadian

       Berikut ini beberapa pengertian kepribadian dari beberapa ahli yaitu:

-     Koentjaraningrat menyebut kepribadian sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.

-     Theodore M. Newcomb menyatakan bahwa kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti kepribadian menunjuk pada organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menanggapi suatu masalah atau keadaan.

-     Roucek & Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologi dan sosiologi yang mendasari perilaku seorang individu. Faktor-faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, sistem syaraf, watak seksual, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, serta kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi unsur temperamen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan dsb. Faktor sosiologi yang mendasari atau mempengaruhi kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.

              Kepribadian merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia yang merupakan ciri-ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu, mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang berhubungan dengan orang lain

b.   Komponen pokok kepribadian

              Setiap individu memiliki jiwa dan raga serta kepribadian dengan corak yang sangat berlainan antara individu yang satu dengan yang lain. Kondisi kepribadian seseorang dibangun atas tiga komponen pokok, yaitu cipta, rasa dan karsa.

-     Cipta

      Cipta adalah bagian jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat intelegensi. Cipta manusia menjadi satu dengan penalaran yang diperoleh berdasarkan pengalaman dalam proses sosialisasi.

-     Rasa

      Rasa adalah bagian dari jiwa manusia yang merupakan pusat dari indra perasa. Bagian ini berfungsi sebagai pengukur dan pengendali perilaku manusia. Perasaan manusia dapat berbentuk keras, tetapi dapat juga berbentuk halus dan lembut, tergantung pada proses sosialisasi ketika seorang individu memperoleh pengalaman-pengalaman hidup. Semakin banyak pengalaman seseorang juga akan semakin memperkaya karsanya.

-     Karsa

      Karsa adalah bagian dari jiwa manusia yang bersifat abstrak yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu-nafsu. Yang dimaksud dengan kehendak adalah keinginan manusia atas dasar pemikiran berdasarkan kultur manusia, sedangkan nafsu adalah kehendak yang bersifat kodrat dan alamiah serta berlaku sama bagi semua orang. Contohnya adalah nafsu amarah, nafsu birahi atau nafsu makan, sedangkan kehendak contohnya adalah kehendak membangun rumah, berekreasi, berolahraga, membeli mobil, dan lain sebagainya. Kehendak nafsu jumlahnya relatif sedikit dan berlaku hampir sama bagi semua orang. Namun, kehendak berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lain, makin pandai seseorang maka makin banyak kehendaknya, makin kaya juga makin banyak kehendaknya.

c.    Faktor pembentuk kepribadian

-     Faktor pembawaan (warisan biologis)

      Merupakan faktor kodrati yang dibawa seorang anak dari genetikanya. Hal itu bisa saja terjadi dominan ayah, dominan ibu atau merupakan perpaduan bakat-bakat atau pembawaan-pembawaan dari ayah dan ibunya. Bentuk-bentuk warisan biologis dari leluhurnya bagi seorang individu adalah sebagai berikut:

1)   Inteligensia (Intellectual Quotient – IQ) yaitu kecakapan seseorang yang dapat diukur dengan sejumlah pertanyaan. IQ ini bisa mirip dengan ayah ataupun dengan ibu.

2)   Postur tubuh, yang meliputi warna kulit, raut muka, tinggi badan dan perawakan. Banyak di antara anak yang mempunyai postur tubuh mirip dengan ayahnya atau dengan ibunya, walaupun jenis kelaminnya berbeda ataupun sama dengan ayah atau ibunya.

3)   Sifat-sifat khas yang berasal dari orang tua, bisa dari ayah atau dari ibu, misalnya sifat pendiam, sifat pemarah, sifat familiar, sifat ekstrem atau normatif dan lain sebagainya.

      Menurut Mendel, faktor pembawaan ini bisa dominan ayah (XX) atau dominan ibu (YY) atau merupakan variasi ayah atau ibu (XY). Namun demikian, bisa juga seorang ibu yang memiliki kemampuan reproduksi sempurna dapat mewariskan faktor-faktor genetika yang sangat panjang yang berantai dari orang tua ibu atau nenek dan kakek ibu.

-     Faktor lingkungan

1)   Komunitas agama

      Yaitu lingkungan peribadatan yang dialami oleh seorang individu pada kegiatan sehari-hari.

      Contoh: himpunan remaja masjid, lingkungan pondok pesantren, lingkungan pemuda Kristiani, lingkungan biarawan Budha.

2)   Lingkungan keluarga

      Merupakan lingkungan yang pertama kali menjadi pondasi dalam proses pembentukan kepribadian seorang individu. Melalui pembinaan keluarga yang berupa pembinaan akhlak dan budi pekerti, kepribadian seseorang masih sangat efektif untuk dibentuk dan dipengaruhi karena belum banyak pengaruh yang berasal dari luar.

3)   Lingkungan pendidikan dan media massa

      Lingkungan pendidikan dan media massa telah menjadi satu faktor yang menyatu dalam mempengaruhi kepribadian seorang individu, sebab pada media massa juga terdapat muatan-muatan pendidikan yang berisikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dewasa ini materi pendidikan sangat sedikit yang bisa didapat dari media massa (majalah, koran, dan televisi), yang lebih banyak mempengaruhi seorang anak dari media massa adalah tentang gaya hidup (life style), pola hidup hedonisme, konsumerisme, sampai pada sekularisme dan berbagai hal negatif lainnya.

      Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan sekolah pada jalur formal, seperti TK, SD, SMP, SMU, dan perguruan tinggi. Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang cukup efektif mempengaruhi kepribadian karena di sekolah, anak jauh lebih patuh daripada di rumah dan di lingkungan sepermainan.

4)   Lingkungan masyarakat luas

      Yaitu lingkungan pergaulan dalam komunitas yang lebih besar dari keluarga atau kampung, mulai dari bentuk desa, kota, sampai ke lingkungan global, dunia.

      Lingkuan masyarakat luas bersifat memantapkan proses pembentukan kepribadian seorang individu, sekaligus menjadi basic type kepribadian secara umum bagi warga negara dalalm suatu negara.

d.   Tahap perkembangan kepribadian sebagai hasil sosialisasi

1)   Fase pertama

      Fase pertama yaitu fase yang terjadi di dalam lingkungan keluarga, yaitu ketika seseorang mulai dapat berinteraksi dengan orang-orang yang ada di dekatnya, terutama orang tua, kakak atau adik. Kepribadian terbentuk melalui proses yang sangat panjang, yaitu sejak lahir hingga akhir dewasa. Proses perkembangan kepribadian seseorang dimulai kurang lebih pada usia 1 – 2 tahun, yang ditandai dengan saat-saat seorang individu mengenal dirinya sendiri.

      Kepribadian seorang individu terdiri atas dua bagian penting, yaitu basic personality structure dan capital personality. Kedua bagian ini merupakan keseluruhan dari kepribadian seorang individu.

-     Basic personality structure berisi unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut attitudes, yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah dikemudian hari. Bagian ini merupakan perwujudan dari nilai sentral yang dimiliki seorang anak melalui proses sosialisasi dan merupakan bagian dasar dalam kepribadian seorang individu.

-     Capital personality yaitu unsur yang terdiri atas keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari. Anggapan-anggapan ini diperoleh berdasarkan pengalaman melalui pergaulan dengan orang lain.

2)   Fase kedua

      Fase kedua merupakan fase penyempurnaan atau pengembangan faktor-faktor warisan biologis yang dimiliki, yaitu ketika seseorang berumur ± 3 tahun. Pada fase ini seseorang cenderung meniru dan mengimplementasikan perilaku-perilaku orang lain, baik yang buruk maupun yang baik, tanpa adanya seleksi. Fase kedua merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seseorang. Dari titik inilah individu akan berusaha untuk mempertebal kepribadian dengan memperhatikan penilaian dari orang-orang yang ada disekitarnya.

3)   Fase ketiga

      Fase ketiga akan dialami oleh individu pada awal kedewasaan, yaitu antara umur 25 sampai 28 tahun. Suatu kepribadian akan cenderung tetap dengan perilaku-perilaku yang khas yang menjadi tanda kepribadian seseorang. Fase ketiga ini disebut juga fase kedewasaan, yaitu kurang lebih jika seseorang telah berusia antara 25 – 28 tahun.

e.    Tipe kepribadian

1)   Kepribadian Normatif (Normative Man)

      Kepribadian normatif terbentuk apabila seorang individu sejak kecil telah memperoleh pendidikan agama dan budi pekerti yang sangat kuat sehingga tipe kepribadian ini sangat berpedoman pada norma-norma. Salah satu cirinya adalah sangat sensitif apabila di lingkungan sosialnya terjadi penyimpangan perilaku. Pada dasarnya kepribadian normatif ialah kepribadian yang ideal di mana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya yang merupakan hasil proses sosialisasi pada masa sebelumnya. Tipe kepribadian ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi dari orang lain.

2)   Kepribadian Perbatasan (Marginal Man)

      Kepribadian tipe perbatasan seolah-olah tidak mempunyai bentuk yang pasti. Kepribadian perbatasan pada dasarnya merupakan kepribadian yang relatif labil, di mana ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sering kali mengalami perubahan sehingga seolah-olah seseorang mempunyai lebih dari satu corak kepribadian.

3)   Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)

      Kepribadian otoriter terjadi apabila lingkungan sosial individu ketika masih kecil hingga dewasa menempatkan dirinya pada posisi atas, yaitu posisi yang selalu memimpin orang-orang lain yang ada disekitarnya. Kepribadian otoriter dapat terbentuk dari seasana keluarga yang sangat mendukung. Tipe kepribadian ini terbentuk melalui proses sosialisasi tertentu di mana individu tersebut lebih memenangkan kepentingan-kepentingan terhadap dirinya daripada kepentingan orang lain.


No comments: