a. Pengertian Kepribadian
Berikut ini beberapa pengertian kepribadian dari beberapa ahli
yaitu:
- Koentjaraningrat menyebut kepribadian
sebagai susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku
atau tindakan seorang individu.
- Theodore M. Newcomb menyatakan bahwa
kepribadian merupakan organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang dari perilakunya. Hal ini berarti kepribadian menunjuk pada organisasi
dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan
merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia
menanggapi suatu masalah atau keadaan.
- Roucek & Warren mendefinisikan
kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologi dan sosiologi
yang mendasari perilaku seorang individu. Faktor-faktor biologis tersebut
meliputi keadaan fisik, sistem syaraf, watak seksual, proses pendewasaan
individu yang bersangkutan, serta kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun
faktor psikologis meliputi unsur temperamen, perasaan, keterampilan, kemampuan
belajar, keinginan dsb. Faktor sosiologi yang mendasari atau mempengaruhi
kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh
sejak kecil.
Kepribadian
merupakan abstraksi dari pola perilaku manusia yang merupakan ciri-ciri watak
yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu, mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap dan berbagai sifat yang khas apabila seseorang
berhubungan dengan orang lain
b. Komponen pokok
kepribadian
Setiap individu memiliki jiwa dan raga serta kepribadian dengan
corak yang sangat berlainan antara individu yang satu dengan yang lain. Kondisi
kepribadian seseorang dibangun atas tiga komponen pokok, yaitu cipta, rasa dan
karsa.
- Cipta
Cipta adalah bagian jiwa manusia yang
bersifat abstrak yang merupakan pusat intelegensi. Cipta manusia menjadi satu
dengan penalaran yang diperoleh berdasarkan pengalaman dalam proses
sosialisasi.
- Rasa
Rasa adalah bagian dari jiwa manusia yang
merupakan pusat dari indra perasa. Bagian ini berfungsi sebagai pengukur dan
pengendali perilaku manusia. Perasaan manusia dapat berbentuk keras, tetapi
dapat juga berbentuk halus dan lembut, tergantung pada proses sosialisasi
ketika seorang individu memperoleh pengalaman-pengalaman hidup. Semakin banyak
pengalaman seseorang juga akan semakin memperkaya karsanya.
- Karsa
Karsa adalah bagian dari jiwa manusia yang
bersifat abstrak yang merupakan pusat dari kehendak dan nafsu-nafsu. Yang
dimaksud dengan kehendak adalah keinginan manusia atas dasar pemikiran
berdasarkan kultur manusia, sedangkan nafsu adalah kehendak yang bersifat
kodrat dan alamiah serta berlaku sama bagi semua orang. Contohnya adalah nafsu
amarah, nafsu birahi atau nafsu makan, sedangkan kehendak contohnya adalah
kehendak membangun rumah, berekreasi, berolahraga, membeli mobil, dan lain
sebagainya. Kehendak nafsu jumlahnya relatif sedikit dan berlaku hampir sama
bagi semua orang. Namun, kehendak berbeda-beda antara orang yang satu dengan
yang lain, makin pandai seseorang maka makin banyak kehendaknya, makin kaya
juga makin banyak kehendaknya.
c. Faktor pembentuk
kepribadian
- Faktor pembawaan (warisan biologis)
Merupakan
faktor kodrati yang dibawa seorang anak dari genetikanya. Hal itu bisa saja
terjadi dominan ayah, dominan ibu atau merupakan perpaduan bakat-bakat atau
pembawaan-pembawaan dari ayah dan ibunya. Bentuk-bentuk warisan biologis dari
leluhurnya bagi seorang individu adalah sebagai berikut:
1) Inteligensia (Intellectual Quotient – IQ)
yaitu kecakapan seseorang yang dapat diukur dengan sejumlah pertanyaan. IQ ini
bisa mirip dengan ayah ataupun dengan ibu.
2) Postur tubuh, yang meliputi warna kulit, raut
muka, tinggi badan dan perawakan. Banyak di antara anak yang mempunyai postur
tubuh mirip dengan ayahnya atau dengan ibunya, walaupun jenis kelaminnya
berbeda ataupun sama dengan ayah atau ibunya.
3) Sifat-sifat khas yang berasal dari orang tua,
bisa dari ayah atau dari ibu, misalnya sifat pendiam, sifat pemarah, sifat
familiar, sifat ekstrem atau normatif dan lain sebagainya.
Menurut
Mendel, faktor pembawaan ini bisa dominan ayah (XX) atau dominan ibu
(YY) atau merupakan variasi ayah atau ibu (XY). Namun demikian, bisa juga
seorang ibu yang memiliki kemampuan reproduksi sempurna dapat mewariskan
faktor-faktor genetika yang sangat panjang yang berantai dari orang tua ibu
atau nenek dan kakek ibu.
- Faktor lingkungan
1) Komunitas agama
Yaitu lingkungan peribadatan yang dialami
oleh seorang individu pada kegiatan sehari-hari.
Contoh: himpunan remaja masjid, lingkungan
pondok pesantren, lingkungan pemuda Kristiani, lingkungan biarawan Budha.
2) Lingkungan keluarga
Merupakan lingkungan yang pertama kali
menjadi pondasi dalam proses pembentukan kepribadian seorang individu. Melalui
pembinaan keluarga yang berupa pembinaan akhlak dan budi pekerti, kepribadian
seseorang masih sangat efektif untuk dibentuk dan dipengaruhi karena belum banyak
pengaruh yang berasal dari luar.
3) Lingkungan pendidikan dan media massa
Lingkungan pendidikan dan media massa
telah menjadi satu faktor yang menyatu dalam mempengaruhi kepribadian seorang
individu, sebab pada media massa juga terdapat muatan-muatan pendidikan yang
berisikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi, dewasa ini materi
pendidikan sangat sedikit yang bisa didapat dari media massa (majalah, koran,
dan televisi), yang lebih banyak mempengaruhi seorang anak dari media massa
adalah tentang gaya hidup (life style), pola hidup hedonisme, konsumerisme,
sampai pada sekularisme dan berbagai hal negatif lainnya.
Lingkungan pendidikan meliputi lingkungan
sekolah pada jalur formal, seperti TK, SD, SMP, SMU, dan perguruan tinggi.
Lingkungan pendidikan merupakan lingkungan yang cukup efektif mempengaruhi
kepribadian karena di sekolah, anak jauh lebih patuh daripada di rumah dan di
lingkungan sepermainan.
4) Lingkungan masyarakat luas
Yaitu lingkungan pergaulan dalam komunitas
yang lebih besar dari keluarga atau kampung, mulai dari bentuk desa, kota,
sampai ke lingkungan global, dunia.
Lingkuan masyarakat luas bersifat
memantapkan proses pembentukan kepribadian seorang individu, sekaligus menjadi basic
type kepribadian secara umum bagi warga negara dalalm suatu negara.
d. Tahap perkembangan
kepribadian sebagai hasil sosialisasi
1) Fase pertama
Fase
pertama yaitu fase yang terjadi di dalam lingkungan keluarga, yaitu ketika
seseorang mulai dapat berinteraksi dengan orang-orang yang ada di dekatnya,
terutama orang tua, kakak atau adik. Kepribadian terbentuk melalui proses yang
sangat panjang, yaitu sejak lahir hingga akhir dewasa. Proses perkembangan
kepribadian seseorang dimulai kurang lebih pada usia 1 – 2 tahun, yang ditandai
dengan saat-saat seorang individu mengenal dirinya sendiri.
Kepribadian
seorang individu terdiri atas dua bagian penting, yaitu basic personality
structure dan capital personality. Kedua bagian ini merupakan
keseluruhan dari kepribadian seorang individu.
- Basic personality structure berisi unsur
dasar atas berbagai sikap yang disebut attitudes, yang kurang lebih bersifat
permanen dan tidak mudah berubah dikemudian hari. Bagian ini merupakan
perwujudan dari nilai sentral yang dimiliki seorang anak melalui proses
sosialisasi dan merupakan bagian dasar dalam kepribadian seorang individu.
- Capital personality yaitu unsur yang
terdiri atas keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang
sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari.
Anggapan-anggapan ini diperoleh berdasarkan pengalaman melalui pergaulan dengan
orang lain.
2) Fase kedua
Fase
kedua merupakan fase penyempurnaan atau pengembangan faktor-faktor warisan
biologis yang dimiliki, yaitu ketika seseorang berumur ± 3 tahun. Pada fase ini
seseorang cenderung meniru dan mengimplementasikan perilaku-perilaku orang
lain, baik yang buruk maupun yang baik, tanpa adanya seleksi. Fase kedua
merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan
bakat-bakat yang ada pada diri seseorang. Dari titik inilah individu akan
berusaha untuk mempertebal kepribadian dengan memperhatikan penilaian dari
orang-orang yang ada disekitarnya.
3) Fase ketiga
Fase
ketiga akan dialami oleh individu pada awal kedewasaan, yaitu antara umur 25
sampai 28 tahun. Suatu kepribadian akan cenderung tetap dengan
perilaku-perilaku yang khas yang menjadi tanda kepribadian seseorang. Fase
ketiga ini disebut juga fase kedewasaan, yaitu kurang lebih jika seseorang
telah berusia antara 25 – 28 tahun.
e. Tipe kepribadian
1) Kepribadian Normatif (Normative Man)
Kepribadian
normatif terbentuk apabila seorang individu sejak kecil telah memperoleh
pendidikan agama dan budi pekerti yang sangat kuat sehingga tipe kepribadian
ini sangat berpedoman pada norma-norma. Salah satu cirinya adalah sangat
sensitif apabila di lingkungan sosialnya terjadi penyimpangan perilaku. Pada
dasarnya kepribadian normatif ialah kepribadian yang ideal di mana seseorang
mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang
ada dalam dirinya yang merupakan hasil proses sosialisasi pada masa sebelumnya.
Tipe kepribadian ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat
tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi dari orang lain.
2) Kepribadian Perbatasan (Marginal
Man)
Kepribadian
tipe perbatasan seolah-olah tidak mempunyai bentuk yang pasti. Kepribadian
perbatasan pada dasarnya merupakan kepribadian yang relatif labil, di mana ciri
khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya sering kali mengalami perubahan
sehingga seolah-olah seseorang mempunyai lebih dari satu corak kepribadian.
3) Kepribadian Otoriter (Otoriter
Man)
Kepribadian
otoriter terjadi apabila lingkungan sosial individu ketika masih kecil hingga
dewasa menempatkan dirinya pada posisi atas, yaitu posisi yang selalu memimpin
orang-orang lain yang ada disekitarnya. Kepribadian otoriter dapat terbentuk
dari seasana keluarga yang sangat mendukung. Tipe kepribadian ini terbentuk
melalui proses sosialisasi tertentu di mana individu tersebut lebih memenangkan
kepentingan-kepentingan terhadap dirinya daripada kepentingan orang lain.