Search

31 May 2013

Jenis-jenis batuan

Lapisan paling luar dari bumi adalah kerak bumi (litosfer). Lapisan ini terdiri dari batu-batuan yang bahan dasarnya dari pembekuan magma. Berdasarkan proses terjadinya, batuan-batuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1.  Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari magma yang membeku karena pendinginan. Menurut tempat membekunya, batuan beku dapat dibedakan menjadi:
a.  Batuan beku dalam/plutonik/abistik, yaitu batuan beku yang terbentuk di dapur magma. Teksturnya relatif kasar, karena lambatnya pembekuan yang terjadi. Misalnya: granit, diorite, gabro, sienit.
b.  Batuan korok/ponfiri, yaitu batuan beku yang terbentuk di celah-celah atau di dalam pipa gunung api (korok). Teksturnya agak halus, karena proses pendinginannya lebih cepat dari batuan beku dalam. Misalnya: profir granit, profir sienit, porfir diorit, porfir gabro.
c.  Batuan beku luar/lelehan, yaitu batuan beku yang terbentuk karena magma membeku di luar atau di permukaan bumi. Teksturnya relatif halus, karena pembekuan berlangsung lebih cepat dari batuan beku korok. Misalnya: batu apung, andesit, basalt, obsidian, riolit.
2.  Batuan sedimen/endapan
Batuan endapan, yaitu jenis batuan yang terbentuk dari batuan beku yang terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat lain. Batuan sedimen dapat dibedakan berdasarkan kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang mengangkutnya.
a.  Berdasarkan proses pembentukannya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen klasik, yaitu batuan sedimen yang hanya mengalami proses mekanik atau hanya diangkut dari tempat asalnya, kemudian diendapkan di tempat yang lain. Misalnya: batu pasir, batu konglomerat.
2.  Batuan sedimen kimia, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena proses pelarutan secara kimia. Misalnya: batu kapur.
3.  Batuan sedimen organik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang mati. Misalnya: batu bara
b.  Berdasarkan tenaga pengangkutnya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen aeolis yaitu hasil proses pengangkutan tenaga angin.
2.  Batuan sedimen akuatis yaitu hasil proses pengangkutan tenaga air.
3.  Batuan sedimen glasial yaitu hasil proses pengangkutan tenaga es.
4.  Batuan sedimen marine yaitu hasil proses pengangkutan tenaga air laut.
c.  Berdasarkan tempat pengendapannya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen teritis, diendapkan di darat. Misalnya: tanah loss, tanah pasir.
2.  Batuan sedimen fluvial, diendapkan di sungai. Misalnya: batu pasir.
3.  Batuan sedimen limnis, diendapkan di rawa/danau. Misalnya: tanah gambut.
4.  Batuan sedimen marine, diendapkan di laut. Misalnya batu karang.
5.  Batuan sedimen glasial, diendapkan di daerah es. Misalnya: batu lim.
3.  Batuan malihan/metamorf
Batuan malihan adalah batuan yang terbentuk karena adanya penambahan suhu dan atau tekanan yang sangat tinggi. Batuan malihan dikelompokkan menjadi:
a.  Batuan malihan termik (kontak), terbentuk karena penambahan suhu yang tinggi dan perubahan secara kimia oleh intrusi magma panas. Misalnya: batu pualam.
b.  Batuan malihan dinamik (sintektonik), terbentuk karena penambahan tekanan yang tinggi yang biasanya karena gaya tektonik. Misalnya: batu bara dan batu sabak.
c.  Batuan malihan pneumatolitik, terbentuk karena adanya pencampuran unsur lain ke dalam batuan tersebut. Misalnya: batu kopas, turmalin (batu permata), azurit (mineral pembawa tembaga).

15 May 2013

Keragaman Bentuk Muka Bumi



Keragaman Bentuk Muka Bumi
Bentuk muka bumi tidaklah rata, karena ada yang berupa daratan tinggi, dataran rendah dan sebagainya. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut dengan relief bumi. Relief pada umumnya dibedakan menjadi:
1.  Relief daratan
a.  Pegunungan adalah kumpulan gunung-gunung yang memanjang dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Pegunungan dibedakan menjadi pegunungan rendah ketinggiannya 200 – 500 m; pegunungan sedang ketinggiannya 500 – 1500 m; pegunungan tinggi ketinggiannya > 1500 m.
b. Gunung adalah bentuk muka bumi yang menonjol tinggi ke atas. Bagian dari gunung yaitu puncak (atas), lereng (tengah) dan kaki (bawah).
c.  Lereng adalah relief daratan yang letaknya miring. Lereng dibedakan menjadi lereng landai, kemiringannya < 45°; lereng curam, kemiringannya > 45°; lereng tegak, kemiringannya 90°.
d.  Perbukitan adalah relief daratan yang memanjang dengan ketinggian 200 – 300 m.
e.  Dataran tinggi (plato) adalah suatu daerah yang relatif datar dengan ketinggian kurang dari 400 m di atas permukaan laut.
f.  Dataran rendah adalah suatu daerah yang relatif datar dengan ketinggian 0 – 200 m di atas permukaan laut.
g.  Lembah adalah bentuk muka bumi yang cekung di kanan kiri kaki gunung.
h.  Depresi kontinental adalah permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut.
i.   Pematang adalah permukaan bumi yang berupa pegunungan/perbukitan yang saling berhubungan. Pematang yang memiliki puncak yang tajam disebut igir.
2.  Relief dasar laut
a.  Dangkalan/shelf/paparan benua adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari 200 m.
b.  Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam.
c.  Punggung laut adalah bukit di dasar laut yang tidak sampai menyembul ke permukaan laut. Punggung laut ini jika muncul di permukaan laut akan menjadi pulau.
d.  Gunung laut adalah gunung yang muncul di permukaan laut dan kakinya berada di dasar laut.
e.  Palung laut (trog) adalah dasar laut yang dalam, sempit, curam dan memanjang, karena retakan di dasar laut.
f.  Lubuk laut (bekken) adalah dasar laut yang berbentuk cekungan besar seperti mangkok dan mempunyai kedalaman ribuan meter.
g.  Pulau karang adalah pulau yang terdiri atas batu karang baik sebagian/seluruhnya. Batu karang terbentuk dari binatang karang yang telah mati dan bertumpuk-tumpuk.
3.  Pembagian wilayah Indonesia
a.  Daerah Dangkalan Sunda, merupakan bentuk muka bumi Indonesia bagian barat yang merupakan laut dangkal yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Wilayah perairannya meliputi Laut Jawa, Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Karimata. Sedang daratannya meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Riau, Lingga, Singkep, Bangka, Belitung, Anambas dan pulau-pulau disekitarnya.
b.  Daerah Dangkalan Sahul, merupakan bentuk muka bumi Indonesia bagian timur yang merupakan laut dangkal yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m. Wilayah perairannya meliputi Laut Arafuru dan Selat Torres. Sedang daratannya meliputi Pulau Irian dan Kepulauan Aru.
c.  Daerah Laut-Tengah Austral Asiatik, merupakan bentuk muka bumi Indonesia bagian tengah antara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul yang memiliki kedalaman lebih dari 200 m. Wilayah perairannya meliputi Laut Sulawesi, Laut Maluku, Selat Makassar, Laut Banda, Laut Flores, Laut Buru, Laut Seram dan Laut Sawu. Sedang daratannya meliputi Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan Maluku.
            Di antara Dangkalan Sunda dan Laut-Tengah Austral Asiatik dipisahkan oleh Garis Wallace, sedang di antara Dangkalan Sahul dan Laut-Tengah Austral Asiatik dipisahkan oleh Garis Webber.

Jenis-Jenis Batuan
Lapisan paling luar dari bumi adalah kerak bumi (litosfer). Lapisan ini terdiri dari batu-batuan yang bahan dasarnya dari pembekuan magma. Berdasarkan proses terjadinya, batuan-batuan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1.  Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari magma yang membeku karena pendinginan. Menurut tempat membekunya, batuan beku dapat dibedakan menjadi:
a.  Batuan beku dalam/plutonik/abistik, yaitu batuan beku yang terbentuk di dapur magma. Teksturnya relatif kasar, karena lambatnya pembekuan yang terjadi. Misalnya: granit, diorite, gabro, sienit.
b.  Batuan korok/ponfiri, yaitu batuan beku yang terbentuk di celah-celah atau di dalam pipa gunung api (korok). Teksturnya agak halus, karena proses pendinginannya lebih cepat dari batuan beku dalam. Misalnya: profir granit, profir sienit, porfir diorit, porfir gabro.
c.  Batuan beku luar/lelehan, yaitu batuan beku yang terbentuk karena magma membeku di luar atau di permukaan bumi. Teksturnya relatif halus, karena pembekuan berlangsung lebih cepat dari batuan beku korok. Misalnya: batu apung, andesit, basalt, obsidian, riolit.
2.  Batuan sedimen/endapan
Batuan endapan, yaitu jenis batuan yang terbentuk dari batuan beku yang terkikis lalu mengalami proses pengangkutan dan diendapkan di tempat lain. Batuan sedimen dapat dibedakan berdasarkan kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang mengangkutnya.
a.  Berdasarkan proses pembentukannya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen klasik, yaitu batuan sedimen yang hanya mengalami proses mekanik atau hanya diangkut dari tempat asalnya, kemudian diendapkan di tempat yang lain. Misalnya: batu pasir, batu konglomerat.
2.  Batuan sedimen kimia, yaitu batuan sedimen yang terbentuk karena proses pelarutan secara kimia. Misalnya: batu kapur.
3.  Batuan sedimen organik, yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa binatang atau tumbuhan yang mati. Misalnya: batu bara
b.  Berdasarkan tenaga pengangkutnya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen aeolis yaitu hasil proses pengangkutan tenaga angin.
2.  Batuan sedimen akuatis yaitu hasil proses pengangkutan tenaga air.
3.  Batuan sedimen glasial yaitu hasil proses pengangkutan tenaga es.
4.  Batuan sedimen marine yaitu hasil proses pengangkutan tenaga air laut.
c.  Berdasarkan tempat pengendapannya, dibedakan menjadi:
1.  Batuan sedimen teritis, diendapkan di darat. Misalnya: tanah loss, tanah pasir.
2.  Batuan sedimen fluvial, diendapkan di sungai. Misalnya: batu pasir.
3.  Batuan sedimen limnis, diendapkan di rawa/danau. Misalnya: tanah gambut.
4.  Batuan sedimen marine, diendapkan di laut. Misalnya batu karang.
5.  Batuan sedimen glasial, diendapkan di daerah es. Misalnya: batu lim.
3.  Batuan malihan/metamorf
Batuan malihan adalah batuan yang terbentuk karena adanya penambahan suhu dan atau tekanan yang sangat tinggi. Batuan malihan dikelompokkan menjadi:
a. Batuan malihan termik (kontak), terbentuk karena penambahan suhu yang tinggi dan perubahan secara kimia oleh intrusi magma panas. Misalnya: batu pualam.
b. Batuan malihan dinamik (sintektonik), terbentuk karena penambahan tekanan yang tinggi yang biasanya karena gaya tektonik. Misalnya: batu bara dan batu sabak.
c.  Batuan malihan pneumatolitik, terbentuk karena adanya pencampuran unsur lain ke dalam batuan tersebut. Misalnya: batu kopas, turmalin (batu permata), azurit (mineral pembawa tembaga).