A. Kondisi Geografis Indonesia
1. Letak Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan yang
mempunyai letak strategis. Ini bisa kita ketahui dengan mempelajari letak
Indonesia dari sudut letak geografis dan astronomisnya.
a. Letak Geografis
1. Indonesia terletak di antara
dua benua yakni Asia dan Australia, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, kemarau dan penghujan. Selain itu, dengan berada di antara perbatasan dua
benua, menyebabkan Indonesia mempunyai koleksi flora dan fauna yang bersifat Asiatis, peralihan
dan Australis.
2. Indonesia terletak di antara
dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
3. Indonesia terletak di jalur
lalu lintas dunia, baik jalur pelayaran maupun penerbangan. Jalur pelayaran
merupakan jalur lalu lintas perdagangan dunia.
b. Letak Astronomis
Letak
astronomis Indonesia di antara 6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141° BT.
- Dilihat dari garis lintangnya, kondisi geografis
Indonesia antara lain :
1. Wilayah Indonesia sebagian besar terletak di bagian selatan
bumi.
2. Indoneisa dilewati garis equator.
3. Indonesia memiliki iklim tropis.
- Sedangkan kondisi Indonesia dilihat dari garis
bujurnya antara lain :
1. Indonesia terletak di belahan bumi timur.
2. Karena
panjang garis bujur Indonesia 46°, maka Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah waktu, yaitu WIB,
WITA, WIT. Hal ini berdasarkan
kesepakatan internasional bahwa tiap 15° terjadi selisih waktu 1
jam.
2. Luas dan Batas Indonesia
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan ± 17.500 pulau, yang membentang
dari barat ke timur sepanjang ± 5.110
km dan dari utara ke selatan sejauh ± 1.886 km. Sedangkan garis pantai Indonesia mempunyai panjang 81.497 km yang setar
dengan dua kali keliling bumi di garis khatulistiwa.
Luas
seluruh wilayah Indonesia adalah
± 5.193.252 km2. Di mana
luas lautnya mencapai ± 3.288.683 km2, sedang luas daratannya ±
1.904.569 km2, jadi jika dibandingkan antara laut dan daratnya
adalah 3 : 2. Kemudian, jika wilayah laut yang menjadi Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia dimasukkan, luas perairan lautnya mencapai 7,9 juta km2
atau mencapai 83% dari luas Indonesia. Sedangkan luas daratan Indonesia
sekitar 1.922.570 km2.
Batas wilayah Indonesia:
- Sebelah utara berbatasan
dengan Laut Andaman, Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan Samudra Pasifik,
serta berbatasan darat dengan Malaysia Timur di Kalimantan.
- Sebelah selatan berbatasan
dengan Samudra Hindia, Timor Leste, Laut
Timor, dan Laut Arafuru.
- Sebelah timur berbatasan
dengan negara Papua Nuginie dan Samudra Pasifik.
- Sebelah barat berbatasan
dengan Samudra Hindia.
3. Bentang Alam, Flora dan Fauna Indonesia
Indonesia
dilihat dari letak geologisnya merupakan
negara pegunungan, yang terletak di
pertemuan Pegunungan Sirkum Mediterania dan Pegunungan Muda Sirkum Pasifik. Hal ini menyebabkan banyaknya gunung
berapi dan juga pusat gempa di Indonesia. Akibat dari banyaknya aktivitas
vulkanisme tersebut, maka di Indonesia banyak ditemukan sumber daya
bahan galian, seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, timah dan lain-lain yang bisa sangat bermanfaat secara ekonomi.
Barisan
pegunungan Sirkum Mediterania membentang dari pegunungan di Asia Selatan ke Sumatera,
Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku. Sedang barisan pegunungan Sirkum Pasifik
membentang melalui Jepang, Taiwan, dan Filipina. Dari Filipina, rangkaian
pegunungan tersebut ada yang bersambung ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan
Papua. Barisan pegunungan Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik bertemu di
daerah Maluku, tepatnya di Laut Banda (Indonesia).
Selain itu Indonesia terbagi ke
dalam tiga daerah, yaitu daerah Dangkalan Sunda, Dangkalan Laut Dalam dan
Dangkalan Sahul
a. Dangkalan Sunda
meliputi Sumatera, Jawa,
Kalimantan, dan pulau-pulau kecil diseputarnya. Sedang untuk perairannya
terdiri dari Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa.
b. Dangkalan Laut Dalam
meliputi Sulawesi dan pulau-pulau disekitarnya, sedang perairannya meliputi
Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Flores, Selat Bali
dan Laut Banda.
c. Dangkalan Sahul
meliputi Kep. Aru, Pulau Irian, dan pulau-pulau disekitarnya, sedang
perairannya yaitu Laut Arafuru.
Dengan
terbaginya wilayah tersebut menyebabkan jenis flora dan fauna terbagi menjadi 3
macam tipe, yaitu: tipe Asiatis, tipe peralihan dan tipe Australiatis.
a. Flora, jenis flora di Indonesia sangat tergantung
curah hujan di daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai jenis
flora, antara lain adalah keadaan tanah, relief, dan iklim. Berdasarkan kondisi
iklim, relief dan kesuburan tanah tersebut hutan di Indonesia dibedakan
menjadi:
1. Hutan hujan tropis;
Hutan ini memiliki ciri-ciri seperti berdaun lebar, selalu hijau, terdapat
epifit, lumut, palm, dan pohon-pohon memanjat. Contohnya: hutan di Sumatera,
Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua.
2. Hutan musiman; Hutan
ini memiliki ciri-ciri seperti pohonnya lebih jarang dengan
ketinggian 12-35 m, daunnya pada musim kemarau meranggas. Contohnya hutan jati
di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
3. Hutan Sabana; Padang
rumput dan diselingi oleh pohon perdu. Contoh: di Baluran Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat.
4. Hutan Bakau; Hutan
yang tumbuh di pantai berlumpur dengan tumbuhan mangrove. Contohnya di pantai
utara Jawa, pantai timur Sumatera, Riau.
b. Fauna; Tipe fauna di
Indonesia dibedakan menjadi:
1. Tipe Asiatis; Tipe ini
berada di Dangkalan Sunda yang meliputi: Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan
Pulau Bali. Contohnya: harimau,
gajah, orang utan, tapir, siamang, badak, banteng.
2. Tipe Australis; Tipe
ini berada di Dangkalan Sahul yang meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau di
dangkalan Sahul. Contohnya: Kasuari,
kanguru, berbagai jenis burung betet, nuri, kakatua.
3. Tipe Peralihan; Tipe
ini berada di antara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul, yang meliputi Pulau
Sulawesi dan Maluku. Contohnya: komodo, anoa, maleo, kuskus, burung rangkok.
Jenis
flora dan fauna tipe Asiatis dengan tipe peralihan dipisahkan oleh garis
Wallace. Sedangkan jenis flora dan fauna tipe peralihan dengan tipe Australis
dipisahkan oleh garis Webber.
B. Kondisi Penduduk
Kondisi penduduk di suatu
wilayah tidak bisa lepas
dari kondisi geografis wilayah
tersebut. Dan kondisi penduduk wilayah meliputi:
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk
dipengaruhi tingkat kelahiran, tingkat kematian, dan migrasi. Semakin besar jumlah penduduk maka semakin besar
pula kebutuhan hidup yang harus tersedia, bila kebutuhan hidup tersebut
tidak tersedia secara layak
akan mempengaruhi ketiga faktor di
atas.
2. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah
penduduk dengan luas wilayah yang ditempati. Kepadatan penduduk suatu wilayah
biasanya menggambarkan tentang kemudahan atau adanya fasilitas yang
dapat memenuhi kebutuhan hidup.
3. Kondisi sosial ekonomi
Kondisi sosial
penduduk dapat diamati dari tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan kondisi
ekonomi penduduk. Kondisi ekonomi penduduk akan berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraaanya. Penduduk
dengan tingkat ekonomi tinggi mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dan begitu sebaliknya.
Berikut ini adalah contoh
keterkaitan antara kondisi geografis dengan keadaan penduduk, yaitu:
a. Wilayah yang subur cenderung dipilih penduduk
sebagai tempat tinggal, sehingga kepadatan penduduk di daerah tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan di wilayah yang kurang subur.
b. Wilayah yang kondisi airnya memadai, baik
dari segi jumlah maupun kualitasnya, cenderung menjadi tempat pemusatan
penduduk.
c. Wilayah yang memiliki potensi bencana alam
yang tinggi seperti banjir, longsor, cenderung dihindari penduduk.
d. Wilayah yang cuacanya ekstrim seperti di
daerah kutub dan gurun jumlah penduduknya sangat kecil.
C. Keterkaitan Antara Kondisi
Geografi dengan Keadaan Penduduk
Manusia memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Dalam beberapa kondisi akan sangat tampak, bagaimana kondisi geografis suatu wilayah akan memberikan corak
pada kehidupan penduduk. Berikut ini
beberapa kondisi geografis yang mempengaruhi kehidupan penduduk :
1. Daerah pesisir pantai
Pantai
merupakan daratan yang berbatasan dengan laut. Keadaan penduduk di sekitarnya
bermata pencaharian sebagai nelayan. Selain sebagai nelayan, penduduk di
pesisir pantai juga mengembangkan tambak, budidaya rumput laut ataupun kerang
mutiara. Karena berada di pesisir pantai, maka pola pemukimannya memanjang
sesuai dengan pantai.
Kemudahan
hubungan dan akses yang terbuka dengan luar daerah menjadikan wilayah pesisir
cepat berkembang. Sehingga di daerah pantai di bangun pelabuhan atau dermaga
untuk melakukan bongkar muat. Hal ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu di masyarakat modern, pantai
merupakan salah satu tujuan utama rekreasi, maka hal itu menjadi potensi
ekonomi yang besar bagi penduduk sekitar pantai.
2. Dataran rendah
Dataran
rendah merupakan tempat yang banyak dijadikan untuk beraktivitas manusia dan
menjalankan kehidupannya. Pada daerah ini keadaan tanahnya relatif subur dan
mempunyai cadangan air yang cukup. Sarana dan prasarana mudah dibangun sehingga
pada daerah ini cepat berkembang dan maju.
Kemudahan
transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah
menarik penduduk untuk menetap di sana. Oleh karena itu, penduduknya semakin
bertambah dan kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha juga meningkat.
Dengan demikian dataran rendah banyak digunakan sebagai pusat aktivitas dan
menjadi puast penghidupan.
3. Dataran tinggi
Dataran
tinggi bisa berupa pegunungan
berapi yang masih aktif, pegunungan ataupun pegunungan kapur.
Untuk daerah pegunungan, secara umum
masyarakatnya adalah petani, yang tentu saja pola pertaniannya berbeda-beda
sesuai dengan kondisi pegunungan tersebut.selain itu banyak juga lapangan
pekerjaan yang muncul sesuai perkembangan zaman, misal di pegunungan berapi
potensi pasirnya sangat berlimpah dan itu akan menjadi lahan pekerjaan bagi
masyarakat wilayah itu.
Untuk pola permukiman penduduk
sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat kesuburan tanah. Pola
pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng
dan mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar.
No comments:
Post a Comment