A. Pertumbuhan Penduduk
1. Pengertian
Penduduk adalah
semua warga negara baik warga negara sendiri maupun warga negara asing yang
tercatat dalam suatu wilayah negara dengan tujuan untuk menetap di wilayah
tersebut. Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk
suatu daerah. Data tentang kependudukan dapat diperoleh dengan melalui:
a. Sensus penduduk; Yaitu
penghitungan jumlah penduduk, ekonomi dan sebagainya yang dilakukan oleh
pemerintah dalam jangka waktu tertentu, dilakukan secara serentak dan bersifat
menyeluruh dalam suatu batas negara untuk kepentingan demografi negara yang
bersangkutan.
b. Registrasi penduduk; Yaitu
suatu sistem registrasi yang dilaksanakan oleh pemerintah setempat yang
meliputi pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan
tempat tinggal atau perubahan pekerjaan. Tujuan registrasi penduduk yaitu
sebagai catatan resmi dan sebagai sumber dalam penyusunan langsung yang dapat
digunakan dalam proses perencanaan kemasyarakatan.
c. Survei penduduk; Yaitu
pelaksanaan untuk mengatasi data statistik kependudukan dan kurang memberikan
informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk yang pada umumnya dilaksanakan
dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus.
2. Faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu:
a. Faktor sosial, meliputi: tinggi
rendahnya tingkat kesehatan penduduk; tinggi rendahnya tingkat pendidikan
penduduk; adanya program kependudukan, seperti: Program KB, UU Perkawinan,
tunjangan anak bagi pegawai negeri hanya sampai anak ke dua.
b. Faktor demografi, meliputi:
kelahiran (fertilitas/natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan
penduduk (migrasi).
3. Perhitungan pertumbuhan
penduduk
a. Pertumbuhan penduduk alami
(Natural Population Increase)
Rumus: Pt = L
– M
Keterangan: Pt : Jumlah pertambahan penduduk per tahun
L : Jumlah kelahiran per tahun
M : Jumlah kematian per tahun
b. Pertumbuhan penduduk
migrasi
Rumus: Pt = i – e
Keterangan: Pt : Jumlah pertambahan penduduk per tahun
i : Jumlah migrasi masuk per tahun
e : Jumlah migrasi keluar per tahun
c. Pertumbuhan penduduk total
(Total Population Growth)
Rumus: Pt = (L – M) + (i – e)
Keterangan: Pt : Jumlah pertambahan penduduk per tahun
L : Jumlah kelahiran per tahun
M : Jumlah kematian per tahun
i : Migrasi/jumlah penduduk yang masuk per
tahun
e : Emigrasi/jumlah penduduk yang keluar per
tahun
B. Angka Kelahiran dan Angka Kematian
1. Angka kelahiran/natalitas/fertalitas
a. Pengertian
Tingkat
kelahiran (fertilitas) adalah tingkat kelahiran bayi pada suatu periode
tertentu. Kelahiran merupakan salah satu unsur kependudukan yang bersifat
menambah jumlah penduduk.
b. Cara perhitungan
angka kelahiran menggunakan:
1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) yaitu jumlah
kelahiran hidup dari tiap 1.000 penduduk dalam satu tahun. Angka kelahiran
kasar dibedakan menjadi:
a) Angka kelahiran
rendah, apabila CBR negara < 30 per 1.000 penduduk.
b) Angka kelahiran sedang,
apabila CBR negara antara 30-40 per 1.000 penduduk.
c) Angka kelahiran tinggi, apabila
CBR negara > 40 per 1.000 penduduk.
Rumus: CBR =
(B/P) k
Keterangan: CBR : Crude Birth Rate
B : Birth (jumlah kelahiran hidup)
P : Population (jumlah penduduk)
k : Konstanta (1.000)
2) Angka kelahiran khusus (Age
Specific Fertility Rate/ASFR) adalah jumlah kelahiran tiap 1.000 wanita pada
kelompok umur tertentu. Angka kelahiran menurut kelompok umur pada umumnya
digunakan untuk mengetahui jumlah kelahiran dan wanita usia subur.
Rumus: ASFR =
(Bx/Px) k
Keterangan: ASFR : Age Specific Fertility Rate
Bx : Jumlah kelahiran dari wanita pada
kelompok umur x
Px : Jumlah wanita pada kelompok umur x
k : Konstanta (1.000)
3) Angka kelahiran umum
(General Fertility Rate/GFR) adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang
lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada
kelompok usia 15-49 tahun.
Rumus: GFR =
(B/P15-49) k
Keterangan: GFR : General Fertility Rate
B : Birth (jumlah kelahiran)
P15-49 : (Population) penduduk wanita berumur
15-49
k : Konstantan (1.000)
c. Faktor
yang mendukung kelahiran (pronatalitas) dan menghambat kelahiran
(antinatalitas) yaitu sebagai berikut:
1) Faktor pronatalitas
diantaranya pernikahan usia muda, anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki,
adanya keinginan untuk melanjutkan keturunan, rendahnya pengetahuan dan
pendidikan, kurang berhasilnya program Keluarga Berencana (KB), adanya anggapan
bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
2) Faktor antinatalitas
diantaranya keberhasilan program KB dan diterbitkannya UU perkawinan yang
membatasi usia perkawinan, semakin banyaknya wanita karier, penundaan usia
perkawinan, pembatasan tunjangan bagi anak pegawai negeri, anggapan bahwa anak
beban bagi orang tua, kemajuan iptek dan kedokteran, adanya perasaan malu
memiliki banyak anak.
2. Angka kematian/mortalitas
a. Pengertian
Tingkat
kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode
tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk.
b. Cara perhitungan angka kelahiran menggunakan:
1) Angka kematian kasar (Crude
Death Rate/CDR) adalah jumlah kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu
tahun. Angka kematian kasar dibedakan menjadi:
a) Angka kematian rendah,
apabila CDR < 10 per 1.000 penduduk.
b) Angka kematian sedang,
apabila CDR antara 10-20 per 1.000 penduduk.
c) Angka kematian tinggi,
apabila CDR > 20 per 1.000 penduduk.
Rumus: CDR =
(D/P) k
Keterangan: CDR : Crude Death Rate
D : Death (jumlah kematian)
P : Population (jumlah penduduk)
K : konstanta (1000)
2) Angka kematian khusus (Age Spesific Death
Rate/ASDR) adalah banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk usia tertentu dalam
kurun waktu satu tahun.
Rumus: ASDR =
(Dx/Px) k
Keterangan: ASDR : Age Spesific Death Rate
Dx : Death (jumlah kematian dari kelompok
umur tertentu)
Px : Population (jumlah penduduk
kelompok umur tertentu)
k : Konstanta (1.000)
3) Angka kematian bayi (Infant
Mortality Rate/IMR) adalah jumlah bayi yang mati setiap 1.000 bayi yang lahir
hidup dalam setahun. IMR dibedakan menjadi:
a) Golongan rendah bila IMR < 35
per 1.000 penduduk.
b) Golongan sedang bila IMR antara 35-75
per 1.000 penduduk.
c) Golongan tinggi bila IMR antara 75-125
per 1.000 penduduk.
d) Golongan sangat tinggi bila IMR
> 125 per penduduk.
Rumus: IMR = (Do/Bo)
k
Keterangan: IMR : Infant Mortality Rate
Do : Death (jumlah kematian umur kurang 1
tahun)
B : Birth (jumlah kelahiran)
k : Konstanta (1.000)
c. Faktor
pendukung kematian disebut promortalitas dan faktor penghambat kematian disebut
antimortalitas.
1) Faktor promortalitas diantaranya
fasilitas kesehatan yang belum memadai, tingkat gizi penduduk masih rendah,
terjadinya bencana alam, kecelakaan lalu lintas, wabah penyakit, peperangan,
dan pembunuhan.
2) Faktor anti mortalitas diantaranya
fasilitas kesehatan yang memadai didukung oleh peralatan yang canggih,
meningkatnya tingkat gizi penduduk, meningkatnya keimanan bahwa membunuh atau
bunuh diri dilarang oleh agama.
C. Kepadatan Penduduk (Population Dencity)
Kepadatan penduduk adalah
jumlah penduduk dibandingkan luas wilayah pada suatu tempat, yaitu jumlah
penduduk tiap satu km2 atau tiap satu mil. Faktor yang memengaruhi
kepadatan suatu wilayah adalah tingkat kelahiran tinggi, keadaan tanah yang
subur, relief yang baik, keadaan air yang baik, dekat dengan pusat
pemerintahan, pusat pendidikan, dan pusat kegiatan ekonomi. Kepadatan penduduk
dibedakan menjadi:
1. Kepadatan penduduk aritmatik
Rumus: Kepadatan Aritmatika = Jumlah penduduk/Luas wilayah (km2)
2. Kepadatan penduduk agraris = Jumlah petani/Luas
lahan pertania (km2)
3. Kepadatan penduduk ekonom = Jumlah penduduk/Luas
lahan produktif (km2)
D. Piramida Penduduk
Piramida
penduduk merupakan penyajian data kependudukan (jenis kelamin dan kelompok
umur) antara dua grafik batang yang digambarkan secara berlawanan arah dengan
posisi horizontal. Berdasarkan bentuknya, piramida dibedakan menjadi:
No.
|
Jenis Piramida
|
Gambar Piramida
|
1.
|
Piramida penduduk muda (ekspansif), yaitu piramida yang
berbentuk seperti limas. Piramida ekspansif ditemukan di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, India, Filipina, Brasil dan Nigeria. Ciri-ciri
piramida ekspansif diantaranya sebagian besar penduduknya berada pada
kelompok usia muda, kelompok usia tua jumlahnya sedikit, tingkat kelahiran
bayi tinggi, pertumbuhan penduduk tinggi.
|
|
2.
|
Piramida penduduk tetap (stasioner), yaitu piramida
yang berbentuk seperti batu nisan. Piramida stasioner ditemukan di negara
Belanda, Finlandia, Amerika Serikat dan Norwegia. Ciri-ciri piramida
stasioner diantaranya penduduk tiap kelompok hampir sama, tingkat kelahiran
rendah, tingkat kematian rendah, pertumbuhan penduduk mendekati nol atau
lambat.
|
|
3.
|
Piramida penduduk tua (konstruktif), yaitu piramida
yang berbentuk seperti sarang lebah. Piramida konstruktif ditemukan di
Swedia, Jerman, Inggris, Perancis, Spanyol, dan Belgia. Ciri-ciri piramida
konstruktif yaitu sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia
dewasa/tua, jumlah penduduk muda sangat sedikit, tingkat kelahiran lebih
rendah dibandingkan dengan tingkat kematian.
|
|
E. Sex Ratio dan Beban Ketergantungan
1. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio)
Sex Ratio
adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya
penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu.
Sex Ratio =
(Jumlah penduduk laki-laki/Jumlah penduduk perampuan) 100
2. Rasio beban ketergantungan (Dependency Ratio)
Angka
ketergantungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif dengan jumlah penduduk
produktif. Kelompok usia belum produktif yaitu usia 0-14 tahun, kelompok usia
tidak produktif yaitu usia 65 tahun ke atas sedang kelompok usia produktif
yaitu usia 15-64 tahun.
Dependency
Ratio = [(Pbelum produktif + Ptidak produktif)/Pproduktif] 100
F. Angka Usia Harapan Hidup (Life Expectancy)
Usia harapan
hidup adalah rata-rata umur penduduk yang dihitung sejak kelahiran hingga mati.
Angka harapan hidup antara wilayah satu dengan wilayah lainnya berbeda, hal ini
disebabkan karena keadaan penduduk, kebijaksanaan peningkatan pelayanan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam membiasakan diri untuk hidup
sehat.
Contoh: Angka
harapan hidup waktu lahir penduduk Indonesia tahun 2003 adalah 68 tahun.
Artinya, penduduk yang dilahirkan sekitar tahun 2003 memiliki rata-rata harapan
hidup selama 68 tahun.
G. Ledakan Peduduk dan Usaha Mengatasinya
Ledakan
penduduk adalah pertambahan penduduk yang terjadi secara cepat karena angka
kelahiran lebih tinggi dari angka kematian. Pertumbuhan penduduk digolongkan
menjadi tiga kriteria, yaitu pertumbuhan penduduk rendah yaitu < 1% per
tahun, pertumbuhan penduduk sedang yaitu antara 1%-2% per tahun, pertumbuhan
penduduk tinggi yaitu > 2% per tahun.
Usaha-usaha
yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah ledakan penduduk di
berbagai bidang, antara lain:
1. Bidang kependudukan; Melaksanakan program KB,
membatasi/menghambat arus urbanisasi, melaksanakan program transmigrasi, dan
penundaan usia pernikahan.
2. Bidang pendidikan; Melaksanakan program wajib
belajar 9 tahun, penambahan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan,
mendirikan sekolah nonformal.
3. Bidang ekonomi; Mengadakan pelatihan tenaga
kerja industri, mengembangkan kegiatan industri padat karya, usaha industri
kecil dan koperasi.
4. Bidang kesehatan; Menambah fasilitas
kesehatan, mengadakan program penyuluhan kesehatan, meningkatkan kualitas dan
kuantitas tenaga medis.
H. Migrasi dan Faktor Penyebabnya
Migrasi adalah
gerak penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dengan tujuan menetap.
Berdasarkan daerah tujuannya, migrasi dibedakan menjadi:
1. Migrasi internasional adalah
perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain atau antarnegara. Migrasi
internasional terdiri dari
a. Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang
menetap ke dalam sebuah negara.
b. Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar
negeri untuk menetap di sana.
c. Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk
asing ke negara asalnya.
2. Migrasi nasional/migrasi intern adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam satu negara. Jenis migrasi
nasional antara lain:
a. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari
desa ke kota. Faktor penyebab urbanisasi dibagi menjadi:
- Faktor pendorong dari desa, antara lain
semakin sempitnya kepemilikan tanah perorangan di desa, lapangan pekerjaan di
desa terbatas, upah buruh yang rendah.
- Faktor penarik dari kota, antara lain
lapangan kerja di kota lebih banyak, upah buruh yang tinggi, tersedianya
berbagai jenis fasilitas.
b. Transmigrasi yaitu perpindahan dari pulau yang
padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya.
- Macam transmigrasi
• Transmigrasi umum
• Transmigrasi swakarsa/spontan
• Transmigrasi khusus/sektoral
• Transmigrasi lokal
• Transmigrasi bedol desa
- Faktor pendorong dari transmigrasi
diantaranya
• Daerah asal terkena pembangunan proyek
pemerintah sehingga lahan untuk pemukiman semakin sempit.
• Daerah asal merupakan kawasan bencana
sehingga masyarakat yang ada didalamnya harus dipindahkan.
c. Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari
kota ke desa.
- Faktor pendorong diantaranya kejenuhan
tinggal di kota, harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau,
keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya, merasa tidak mampu lagi
mengikuti dinamika kehidupan di kota.
- Faktor penarik diantaranya harga lahan di
pedesaan relatif masih murah, pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana,
suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam menjalani
masa pensiun, adanya
perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.
d. Evakuasi yaitu perpindahan penduduk dari
tempat yang terkena musibah ke tempat yang lebih aman.
I. Dampak dan Usaha Penanggulangan Migrasi
1. Dampak dan usaha penanggulangan urbanisasi
a. Dampak bagi desa
1) Dampak negatif bagi desa diantaranya desa akan
kekurangan tenaga muda, sehingga pembangunan di desa menjadi terhambat hal ini
dapat mengurangi produksi pertanian.
2) Dampak positif urbanisasi
bagi desa diantaranya mengurangi
jumlah pengangguran, pengaruh dinamis dari kaum urban, mengurangi kepadatan
penduduk.
b. Dampak bagi kota
1) Dampak negatif urbanisasi
bagi kota diantaranya peluang kerja
semakin sempit karena banyaknya tenaga
kerja dari luar daerah,
kepadatan penduduk kota, muncul pemukiman kumuh, meningkatnya kesenjangan sosial di dalam masyarakat,
munculnya pengangguran yang dapat meningkatkan angka kriminalitas.
2) Dampak positif urbanisasi
bagi kota diantaranya tenaga kerja
banyak dan murah sehingga dapat meningkatkan produktivitas,
meningkatnya konsumen.
2. Dampak transmigrasi
a. Dampak bagi daerah yang ditinggalkan
1) Dampak positif, antara lain
mengurangi kepadatan penduduk, mengurangi banyaknya pengangguran, meningkatkan
kesejahteraan penduduk.
2) Dampak negatif, antara lain
berkurangnya tenaga terampil dan kreatif, lemah dalam penanganan apabila
terjadi kejahatan.
b. Dampak bagi daerah yang didatangi
1) Dampak positif, antara lain
jumlah tenaga kerja bertambah, meningkatnya ekonomi penduduk.
2) Dampak negatif, antara lain
rawan pada konflik antarkelompok, muncul kecemburuan sosial penduduk asli
terhadap pendatang.
3. Usaha pemerintah menggulangi masalah migrasi
a. Desentralisasi, yaitu
pembangunan yang tidak hanya memusat di kota, namun menyebar ke daerah-daerah.
b. Modernisasi desa, yaitu
pengembangan program pembangunan daerah dengan berbagai kegiatan. Misalnya program Bangga Suka Desa.
c. Meningkatkan hasil-hasil pertanian
melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian.
d. Meningkatkan sarana dan
prasarana transportasi dan komunikasi antardaerah.
e. Meningkatkan kegiatan sentra
industri kecil dan sedang di pedesaan.
f. Pemberlakuaan peraturan yang
ketat untuk perpindahan penduduk dari desa ke kota.
No comments:
Post a Comment