Secara
etimologis, sosiologi berasal dari bahasa Latin, socious dan logos. Socious artinya “teman”
sedangkan logos berarti “kata”, perkataan atau pembicaraan. Dengan
demikian, secara harfiah sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.
Beberapa tokoh sosiologi memberikan definisi mengenai sosiologi, antara lain
sebagai berikut:
Pitirim
A. Sorokin mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang:
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam gejala-gejala sosial,
misalnya gejala ekonomi dengan agama atau keluarga dengan moral.
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial.
3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam gejala-gejala sosial,
misalnya gejala ekonomi dengan agama atau keluarga dengan moral.
2) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial.
3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
Ahli
sosiologi Belanda dalam bukunya yang berjudul Sociologie Begrien en Problemen,
mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan
sosial antar sesama manusia (individu dan individu), antarindividu dengan
kelompok, serta sifat dan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga.
Menyatakan
sosiologi adalah suatu pelajaran khusus ditujukan kepada cara-cara masyarakat
mencapai kesatuan, perkembangan dan perubahannya.
Sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari interaksi yang timbul dalam kehidupan manusia
Roucek
& Warren mendefinisikan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok.
Ogburn
& Nimkoff menyebutkan bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial.
Doorn
& Lammers mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Dalam
bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi menyatakan bahwa sosiologi
atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial
adalah keseluruhan jalinan sosial antara unsur-unsur sosial pokok, yakni
kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok dan lapisan-lapisan
sosial.
Proses
sosial ialah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama,
misalnya antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, segi
kehidupan hukum dengan segi kehidupan agama, dan segi kehidupan agama dengan
segi kehidupan ekonomi.
Comte
mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk
yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Artinya,
sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam
asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga ataupun peradaban.
Auguste
Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial,
manusia akan melewati tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga jenjang,
yaitu:
1) jenjang teologi
2) jenjang metafisika
3) jenjang positif
Menyatakan
bahwa sosiologi adalah hal-hal yang bersangkutan dengan hubungan sosial dan
seluruh jaringan hubungan yang disebut masyarakat.
k. Prof. M.M. Djojodigoeno, S.H
Menyatakan
bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang bersasaran, yaitu yang berada
hidup bermasyarakat. Hidup bermasyarakat artinya hidup beramai-ramai dengan
sesama manusia dan ada hubungan jiwa antara orang seorang dengan orang lain dan
bukan hubungan raga. Hubungan jiwa artinya yang satu simpati kepada yang lain
dan memperhatikan tingkah laku dan perbuatan orang.
l. Herbert Spencer
Seorang
ahli sosiologi bangsa Inggris dalam bukunya Principle of Society
mengemukakan bahwa sosiologi ialah penyelidikan tentang susunan-susunan dan
proses-proses kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan. Spencer membagi objek sosiologi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu:
- Social statics, susunan-susunan
yang bersifat statis.
- Social dynamics, proses-proses yang
bersifat dinamis.
No comments:
Post a Comment