Search

26 April 2014

Penyebaran Berita tentang Proklamasi Kemerdekaan



Hambatan yang terjadi dalam penyebaran berita proklamasi kemerdekaan diantaranya komunikasi dan transportasi sangatlah terbatas pada waktu itu, luasnya wilayah Indonesia, serta adanya larangan dari Jepang. Akan tetapi dengan penuh semangat dan tekat yang kuat kendala tersebut dapat dilalui hingga berita proklamasi diketahui oleh segenap rakyat Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin menerima teks proklamasi dan diberikan kepada Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei, Waidan B. Palenewen. Atas perintah Waidan B. Palenewen, teks proklamasi disiarkan melalui Radio Hoso Kanri Kyoku (sekarang RRI) oleh F. Wuz. Tokoh-tokoh lain yang berperan dalam penyebarluasan berita proklamasi yaitu M. Yusuf Ronodipuro, Syahrudin, Bactiar Lubis dan Suprapto.
Harian Suara Asia di Surabaya adalah Koran pertama yang memuat berita proklamasi. Kemudian Harian Cahaya Bandung yang memuat Pembukaan UUD. Tokoh yang berjasa menyebarkan berita proklamasi melalui pers diantaranya: B.M. Diah, Sumanang, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa Kusumasumantri, Ki Hajar Dewantara, Otto Iskandardinata, G.S.S.J. Ratulangie, Adam Malik, Sayuti Melik, Sutan Syahrir, Madikin Wonohito dan sebagainya.
Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan “Respect our Constitution, August 17!” (Hormatilah Konstitusi kami tanggal 17 Agustus!) Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar negeri.
Selain usaha-usaha di atas, penyebaran berita proklamasi dilakukan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Para utusan PPKI yang menyebarkan berita proklamasi diantaranya:
1.  Teuku Mohammad Hassan dari Aceh.
2.  Sam Ratulangi dari Sulawesi.
3.  Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali).
4.  A. A. Hamidan dari Kalimantan.

No comments: