Search

03 June 2015

Sifat Sistem Stratifikasi Sosial Di Masyarakat


A. Stratifikasi sosial terbuka (open social stratification)
Dalam sistem sosial yang bersifat terbuka ini, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kemampuannya sendiri masuk ke kelas tertentu atau malah turun ke lapisan dibawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberi perangsang yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat daripada sistem tertutup. Sistem stratifikasi sosial terbuka bersifat sementara karena gerak sosial (mobilitas sosial) dari satu status ke status lainnya dapat terjadi setiap saat dan di mana saja.
Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat terbuka didorong oleh beberapa faktor sebagai berikut :
1.  Perbedaan ras dan sistem nilai budaya (adat istiadat)
Perbedaan ini menyangkut warna kulit, bentuk tubuh, dan latar belakang etnik. Perbedaan ini memberikan pengaruh pada perbedaan kelas-kelas sosial di dalam masyarakat.
2.  Pembagian tugas (spesialisasi)
Pembagian tugas yang semakin jelas di hampir semua masyarakat menghasilkan spesialisasi (kekhususan) dalam bidang-bidang tertentu. Spesialisasi inimenyebabkan terjadinya perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dalam suatu sistem kerja kelompok.
3.  Kelangkaan hak dan kewajiban
Apabila pembagian atau alokasi hak dan kewajiban tidak merata, maka akan terjadi kelangkaan yang menyangkut stratifikasi sosial di dalam masyarakat.
B. Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Pada sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan terhadap kemungkinan pindahnya kedudukan seseorang dari suatu lapisan ke lapisan sosial lainnya. Jadi, dalam sistem stratifikasi sosial tertutup bersifat tetap. Satu-satunya jalan supaya berada pada suatu lapisan kelas tertentu adalah melalui kelahiran. Pada stratifikasi ini, gerak sosial tidak dapat terjadi karena seseorang tidak dapat naik, atau bahkan turun ke kelas sosial lainnya.
Sistem tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Ciri-ciri kasta di India adalah:
1.  Keanggotaan pada kasta diperoleh karena warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperoleh kedudukan karena orang tuanya.
2.  Keanggotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup oleh karena seseorang tak mungkin mengubah kedudukannya kecuali bila dikeluarkan dari kastanya.
3.  Perkawinan bersifat endogamy artinya harus dipilih dari orang yang sekasta.
4.  Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
5.  Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya.
6.  Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan.
7.  Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan.
Sistem pelapisan sosial tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Di dalam sistem pelapisan yang demikian itu satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran.
Ada beberapa bentuk sistem stratifikasi sosial yang terdapat dalam masyarakat, baik sekarang maupun dahulu, yaitu :
1.  Sistem kasta
Istilah kasta berasal dari kata casta (bahasa Portugis). Sedangkan pada masyarakat India, dikenal dengan istilah Yati dan sistemnya disebut varna.
Menurut Lumberg(1968), kasta adalah suatu kategori dimana pada anggotanya ditunjuk dan diterapkan status yang permanent dalam hierarki sosial, serta hubungan-hubungannya dibatasi sesuai dengan statusnya.
Dalam kenyataannya, sistem kasta mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.  Keanggotaan diperoleh karena warisan atau kelahiran.
b.  Keunggulan yang diwariskan berlaku seumur hidup.
c.  Perkawinan bersifat endogami.
d.  Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas.
e.  Prestise suatu kasta benar-benar dijaga dan diperhatikan.
f.  Kasta yang lebih rendah merupakan bagian dari kasta yang lebih tinggi sehingga dapat dikendalikan secara terus-menerus.
2.  Sistem kelas sosial
Sistem kelas sosial didasarkan pada status sosial yang diperoleh dengan usaha-usaha (achieved status). Menurut Karl Marx, suatu kelas sosial adalah suatu kelas yang mempunyai hubungan sebab akibat dengan alat-alat produksi. Sedangkan menurut Bernard Barber, kelas sosial merupakan himpunan keluarga-keluarga. Kedudukan seorang anggota keluarga dalam suatu kelas terkait dengan kedudukan anggota keluarga lainnya.
3.  Sistem feodal
Feodalisme merupakan suatu bentuk organisasi yang telah muncul didunia ketika masyarakat mengalami revolusi agraris. Dalam sistem ini, stratifikasi didasarkan pada empat tingkatan dalam masyarakat yang disebut “estate”. Seluruh penduduk bersumpah untuk mengabdi pada raja yang kekuasaannya dipercaya merupakan pemberian dari Tuhan. Kaum bangsawan diberikan kepemilikan tanah oleh raja. Kemudian kaum bangsawan memberikan tanahnya kepada para ksatria yang mengabdi pada kaum bangsawan tersebut. Pada tingkat yang paling bawah dalam sistem feodal, kaum petani dan nelayan diberikan hak pengolahan atas sedikit tanah tersebut yang kemudian ditukarkan dengan hasil produksi yang mereka hasilkan. Hubungan dasar dari feodalisme, diperkuat oleh adanya upeti.
4.  Sistem apartheid
Dalam bahasa Afrika kata apartheid berarti “pemisahan” yang menggambarkan pemisahan rasial yang nyata antara penduduk kulit putih yang merupakan kaum minoritas yang memimpin dengan penduduk nonkulit putih yang merupakan mayoritas.
Sistem apartheid mengklasifikasikan orang berdasarkan tiga kelompok ras besar, yaitu kulit putih (yang merupakan golongan minoritas), Bantu (kulit hitam mayoritas) dan kulit berwarna (orangh-orang berdarah campuran).Sedangkan ras Asia, India, dan Pakistan ditambahkan sebagai kategori keempat.
C. Stratifikasi sosial campuran
Dalam sistem sosial ini masyarakat tidak selalu memiliki pelapisan terbuka atau tertutup. Artinya sebagian masyarakat memiliki pelapisan terbuka dan pelapisan tertutup.  
Dalam masyarakat terdapat unsur-unsur yang menggabungkan antara sifat yang terbuka dan tertutup. Misalnya dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya menerapkan sistem stratifikasi sosial tertutup, namun dalam bidang-bidang atau unsur-unsur sosial lainnya seperti ekonomi, budaya, dan lain-lain menggunakan sistem stratifikasi sosial terbuka. Contohnya dalam masyarakat Bali. Dalam bidang budaya dikenal sistem atau budaya kasta yang tertutup dan tidak memungkinkan anggota masyarakat berpindah kedudukan sosialnya. Namun di bidang lain, misalnya bidang ekonomi, masyarakat Bali tidak mengenal kasta dan bersifat terbuka, artinya tinggi rendahnya kedudukan sosial yang dimiliki oleh anggota masyarakat tegantung pada kemampuan dan kecakapannya.

4 comments:

Rinjani Melda said...

makasi kak udah mbahas statifikasi sosial . ijin sedot buat refrensi makalah

Athiyah said...

terima kasih:) ini membantu saya untuk menambah materi sbmptn :)

AdlanZaman said...

@Rinjani Melda: terimakasih sudah mampir di blog saya

AdlanZaman said...

@Athiyah Apriliyani: terimakasih sudah mampir di blog saya.