A. Hubungan Interaksi Sosial dengan Status dan Peran Sosial
1. Status sosial
Status
sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status sosial berhubungan
erat dengan hak dan kewajiban. Status sosial memberi bentuk dan pola pada
interaksi sosial. Dengan demikian berarti interaksi sosial berhubungan erat
dengan status sosial. Status sosial yang ada dalam masyarakat dibedakan
menjadi:
a. Status yang digariskan (ascribed status),
adalah status yang diperoleh secara alami atau otomatis, yang dibawa sejak
manusia dilahirkan.
b. Status yang diusahakan (achieved status),
adalah status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri
dengan disengaja.
c. Status yang diberikan (assigned status) adalah
status yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat.
d. Status simbol, dapat dikenali dari kebiasaan
hidup sehari-hari, seperti cara berpakaian, tempat tinggal, dan bentuk rumah.
e. Status aktif, adalah status yang pada saat
tertentu aktif, pada lain waktu status tersebut tidak aktif.
f. Status laten, adalah status yang diam pada
saat status aktif bekerja. Misalnya seseorang pengacara yang merangkap jadi
dosen.
2. Peran sosial (role) adalah pelaksanaan hak dan
kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Pola
peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi:
a. Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan
masyarakat terhadap status-status tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa
adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.
b. Peran yang diinginkan yaitu peran yang
dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai
kakak bagi anak perempuannya yang menginjak remaja.
c. Peran yang dikerjakan yaitu peran yang
dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Misalnya seorang bapak berperan
sebagai kepala keluarga.
B. Hubungan Tindakan Sosial dengan Interaksi Sosial
Dalam
melakukan tindakan-tindakan sosial, manusia tidak bisa melepaskan peran dirinya
sebagai makhluk individu dan sosial. Hal itu disebabkan manusia selalu
melakukan hubungan sosial atau disebut interaksi sosial. Hubungan sosial dapat
dilakukan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan
antara kelompok dengan kelompok.
Dalam
hal ini, Soerjono Soekanto menyebutkan bahwa interaksi sosial merupakan syarat
utama terjadinya aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan sosial.
No comments:
Post a Comment