A. Latar Belakang Pembebasan Irian Barat
Salah satu isi dari Konverensi
Meja Bundar di Den Haag pada tanggal 23 Agustus sampai 2 September 1949, yaitu penyelesaian Irian Barat akan
dibicarakan antara Indonesia dengan Belanda satu tahun setelah Pengakuan
Kedaulatan. Akan tetapi hasil keputusan
tersebut tidak pernah ditepati Belanda. Untuk menghadapi sikap Belanda tersebut maka Indonesia
melakukan berbagai upaya untuk merebut kembali Irian Barat.
B. Perjuangan RI Membebaskan Irian Barat
1. Perjuangan melalui diplomasi
a) Konferensi Uni
Indonesia Belanda (4 Desember 1950). Indonesia mengusulkan agar Belanda menyerahkan Irian Barat secara de jure akan tetapi ditolak oleh
Belanda.
b) Perundingan
bilateral antara Indonesia dan Belanda (Desember 1951). Membahas pembatalan uni dan masuknya Irian Barat ke
wilayah NKRI, namun gagal.
c) Pada bulan
September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang perundingan Indonesia
Belanda mengenai Irian Barat, namun gagal.
d) Diplomasi Tingkat
Internasional, diantaranya:
1) Konferensi Colombo
(April 1954), Indonesia mengajukan masalah Irian Barat. Indonesia berhasil mendapat
dukungan.
2) Pengajuan masalah Irian Barat pada sidang PBB (1954). Namun mengalami kegagalan karena tidak memperoleh
dukungan yang kuat.
3) KAA tahun 1955
Indonesia mendapat dukungan dalam masalah Irian Barat.
2. Perjuangan melalui
konfrontasi
a) Konfrontasi
Politik
1) Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia membatalkan
hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No 13
tahun 1956.
2) Untuk
mengesahkan kekuasaannya atas
Irian Barat, pada tanggal 17 Agustus
1956 pemerintah Indonesia membentuk Provinsi
Irian Barat dengan ibukotanya Soa Siu.
Wilayahnya meliputi wilayah yang diduduki Belanda
serta daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile.
Gubernurnya yang pertama adalah Zainal Abidin Syah.
Selanjutnya dibentuk Partai Persatuan Cenderawasih
dengan tujuan untuk dapat segera menggabungkan
wilayah Irian Barat ke dalam RI.
3) Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front
Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB).
Tujuannya untuk mengerahkan massa dalam upaya pembebasan
Irian Barat. Ketegangan Indonesia-Belanda makin memuncak ketika
Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda pada
tanggal 17 Agustus 1960
b) Konfrontasi ekonomi
1. Nasionalisasi
De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951.
2. Nederlansche
Handel Matschapij (NHM) pada bulan Desember 1957 diubah menjadi BDN.
3. Nasionalisasi
Bank Esconto (Jakarta) pada bulan Desember 1957.
4. Pemogokan
buruh pada tanggal 2 Desember 1957 di mana pemerintah melarang beredarnya semua
penerbitan dan film yang menggunakan bahasa Belanda serta melarang KLM mendarat
atau terbang di wilayah Indonesia.
c) Konfrontasi militer
Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional
merumuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan Presiden Soekarno
tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.
No comments:
Post a Comment