A. Isi Trikora
1) Gagalkan pembentukan negara boneka Negara Papua buatan
Belanda kolonial.
2) Kibarkanlah Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia.
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan
dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
Pada tanggal 2 Januari 1962, Presiden/Panglima Tertinggi
ABRI/Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat mengeluarkan
Keputusan No. 1 tahun 1962 tentang Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat.
B. Tindak lanjut dari Trikora
1) Membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru
dengan ibukotanya di Kota Baru.
2) Membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat pada tanggal 13 Januari 1962 yang bermaskas di Makassar.
Untuk melaksanakan Komando Mandala Pembebasan
Irian Barat, maka presiden menyusun Komando Mandala sebagai berikut:
1) Panglima Mandala dijabat oleh Mayor Jenderal Soeharto.
2) Wakil Panglima I dijabat oleh Kolonel Laut
Subono.
3) Wakil Panglima II dijabat oleh Letkol Udara
Leo Wattimena.
4) Kepala Staf Umum dipercayakan kepada Kolonel
Achmad Tahir.
C. Operasi pembebasan Irian Barat
Sebelum terjadi penyusupan, pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi peristiwa Laut Aru. Ketiga MTB yaitu
MTB RI Macan Tutul, MTB RI Harimau, dan MTB RI Macan Kumbang diserang oleh
Belanda dari laut dan udara ketika sedang mengadakan patroli di Laut Aru. Komodor Yos Sudarso segera mengambil alih
komando MTB RI Macan Tutul dan memerintahkan kedua MTB lainnya mundur untuk
menyelamatkan diri. Dalam pertempuran tersebut, akhirnya MTB RI Macan Tutul
bersama Kapten Wiratno dan Komodor Yos Sudarso terbakar dan tenggelam.
Operasi-operasi
yang direncanakan Komando Mandala di Irian Barat dibagi dalam tiga fase yaitu:
1) Fase Infiltrasi (penyusupan), sampai akhir
tahun 1962 dengan memasukkan 10 kompi ke sasaran tertentu untuk menciptakan
daerah bebas pendudukan Belanda dengan membawa serta masyarakat Irian Barat. Pada
bulan Maret sampai Agustus 1962, dilakukan operasi infiltrasi (laut dan
penerjunan) dan berhasil mendaratkan pasukan ABRI dan sukarelawati. Salah satu
sukarelawati yang berhasil diterjunkan adalah Herlina. Karena jasanya, Herlina
diberi hadiah pending emas, oleh Presiden Soekarno.
2) Fase Eksploitasi (menggali sumber kekuatan),
awal tahun 1963 dengan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan
dan menduduki pos pertahanan musuh yang penting.
3) Fase Konsolidasi (penggalangan) awal tahun
1964 dengan menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Selanjutnya antara bulan Maret sampai Agustus 1962, Komando
Mandala melakukan operasi-operasi
pendaratan baik melalui laut maupun udara diantaranya: Operasi Benteng (di Fakfak dan Kaimana); Operasi Srigala (di Sorong, Kaimana, Terminabuan); Operasi Jatayu (di Sorong, Kaimana dan Merauke); Operasi Naga (di Merauke);
Operasi Jayawijaya sebagai operasi
penentu. Operasi Jayawijaya ini dilakukan oleh Angkatan Laut Mandala di bawah
piminan Kol. Soedomo. Operasi yang terakhir dilaksanakan adalah Operasi
Wisnumurti, operasi ini dilaksanakan saat penyerahan
Irian Barat kepada RI tanggal 1 Mei 1963. Pada tanggal yang sama Komando Mandala
juga secara resmi dibubarkan.
No comments:
Post a Comment